3.2.a.10. AKSI NYATA – PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

3.2.a.10. AKSI NYATA – PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

“AKU ARSITEK CILIK”

 

Buat Pertanyaan Bagaimana memanfaatkan aset lingkungan rumah dan sekolah untuk pembelajaran yang berdampak pada murid ?
Ambil Pelajaran
  1. Siswa memiliki barang-barang bekas yang tidak terpakai di rumah.
  2. Sekolah dekat dengan pasar dan pusat perbelanjaan
Gali Mimpi
  1. Murid senang belajar dengan suasana baru/berbeda
  2. Murid mendapat kesempatan belajar langsung dengan praktek langsung
  3. Murid dapat membuat karya sederhana dengan barang bekas
  4. Murid terisnpirasi untuk menjadi arsitek
  5. Murid terinspirasi untuk mengelola brang bekas menjadi produk bernilai tinggi
Jabarkan Rencana
  1. Guru merencanakan program praktek pada dengan siswa
  2. Guru menyampaikan program kepada kepala sekolah
  3. Guru menyampaikan rencana kepada Wali murid melalui grup WA
  4. Guru dan siswa melakukan diskusi dan pembagian kelompok
  5. Guru menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh murid
  6. Murid mempresentasikan hasil kerja menyajikan laporan hasil kegiatan sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
Atur Eksekusi Membuat panitia kegiatan yang terdiri atas:

Penanggung jawab : Kepala sekolah

Tim Pelaksana ; Guru Kelas VI

Peserta ; Siswa kelas 6

Sie Perlengkapan : Ketua kelompok

Bendahara  : bendahara kelompok

Laporan dibuat oleh ketua panitia/dewan guru

Koordinasi dilakukan melalui rapat panitia dan grup  secara intensif

ARTIKEL AKSI NYATA

PERISTIWA / FACT

Program Sekolah yang berdampak pada murid saya beri nama “ Aku Arsitek Cilik”.

Program ini merupakan praktek langsung dari pembelajaran Tema 3 Kelas VI yaitu materi rangkaian listrik seri dan paralel.

Pada tahun-tahun seblumnya saya menyampaikan materi ini hanya praktek langsung dengan beberapa saklar dan lampu. Kemudian setelah alat dan bahan siap, siswa langsung dibimbing untuk praktek menyusun rangkaian listrik seri dan paralel.

Namun pada kesempatan kali ini, praktek dibuat berbeda. Saya memberikan tantangan pada siswa untuk mendesain miniatur rumah sederhana dari bahan-bahan bekas yang ada di sekitar siswa. Barang bekas itu antara lain kardus dan sterofoam. Di dalam miniatur rumah itu ada rangkaian listrik seri dan paralel.

Desain rumah harus ada ruang minimal di dalamnya. Ruang yang harus ada antara lain: halaman, teras, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, WC, gudang/ garasi. Masing-masing ruang minimal satu buah.

Didalam masing-masing ruang harus ada instalasi listrik. Instalasi listrik tersebut minimal satu saklar dan satu lampu. Dalam pembuatan instalasi listri anak diajarkan juga berhemat. Untuk itu ada ruang yang satu saklar dua lampu dan satu lampu untuk dua ruang. Setiap rangkaian listrik harus mandiri, artinya satu saklar hanya dapat menghidupkan/ mematikan satu/ dua lampu.

Alasan utama kegiatan tersebut adalah bahwa sumber / aset sudah tersedia dengan muddah dilingkungan anak. Kardus bekas dari barang elektronik, mi instan, steroafoam tersedia melimpah. Anak juga memilki antusias yang tinggi, karena sebelumnya saya sudah membuat satu contoh miniatur rumah. Kegiatan tersebut juga bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada anak. Seperti kita ketahui dalam taksonomi Bloom, bahwa melakukan akan memberikan pelajaran yang dapat bertahan lama dalam dimensi kognitif anak.

 

PERASAAN / FEELINGS

Selama melaksanakan program tersebut saya merasa sangat senang dan bahagia. Melihat anak-anak sangat antusias, bersemangat melaksanakan kegiatan. Kesibukan anak saat melaksanakan program sungguh makin memotivasi saya untuk terus mencari ide bagaimana mengkatifkan anak dalam pembelajaran lainya. Keseriusan anak, kadang ada sedikit ketegangan diantara mereka dalam menerapkan ide sungguh pemandangan yang indah di mata saya.

3.2.a.4.3. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep – Pembelajaran 2.2

Saya melihat kasus Ibu Yuni adalah sebagai salah satu efek dari sebuah regulasi. Tidak dipungkiri memang predikat sekolah favorit sampai sekarang memang menjadi incaran wali murid untuk menyekolahkan ke sekolah tersebut. Sekolah favorit mensyaratkan prestasi tertentu untuk masuk ke sekolah tersebut. Secara akademik hanya bagi siswa yang pandai, dan secara non akademik bagi hanya siswa yang mempunyai prestasi dibidang lain. Walaupun prestasi dibidang non akademik, biasanya secara akdemik siswa tersebut juga pandai. Sehingga guru-guru di sekolah favorit sudah mendapatkan siswa yang secara akdemik sudah “jadi”. Secara umum guru-guru di sekolah favorit tidak terlalu butuh usaha ekstra untuk menyampaikan pembelajaran.

Dalam hal ini, Bu Yuni kurang siap dengan regulasi tersebut. Bu Yuni yang selama ini nyaman dengan siswa-siswa yang sangat mudah mengikuti. Sebagai guru seharusnya siap dengan regulasi tersebut. Regulasi dibuat tentunya berdasarkan data dan fakta di lapangan yang bertujuan menghilangkan dikotomi sekolah favorit dan tidak favorit. Karena dikotomi tersebut selama ini dianggap kurang memberikan keberpihakan kepada siswa.

Namun demikian tidak dipungkiri pula bahwa regulasi ada dampak positif dan negatif. Sejauh ini regulasi tersebut masih dianggap penting. Pada akhirnya seandainya saya teman Bu Yuni, maka saya sarankan untuk selalu meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri sebagai guru untuk memberikan pelayan terbaik bagi siswa. Sehingga apapun regulasinya, tidak terlalu berpengaruh pada profesinya sebagai guru. Karena sesungguhnya menjadi guru adalah kesiapan menghamba pada murid, bukan pada regulasi.

Menurut Saya, Pak Parjo seharusnya dapat menghargai rekomendasi yang diberikan oleh Kepala Sekolah dan teman-teman gurunya. Terkadang memang meninggalkan sesuatu yang dicintai itu sangat sulit. pa parjo sepertinya sudah sangat nyaman dengan pekerjaanya saat ini. Dia sudah mendapatkan segalanya. Dia mendapatkan respect dari teman-temanya dan dicintai murid-muridnya.

Seandainya saya sebagai Kepala Sekolah saya akan memotivasi Pak parjo untuk berkenan jad pengawas sekolah. Saya akan meyakinkan beliau bahwa segala kemapuanya akan lebih banyak memberikan manfaat ke orang lain jika jadi pengawas. Secara kedinasan Pak parjo akan meningkat karirnya. Secara spiritual, semakin banyak orang yang mendapat manfaat ketika Pak Parjo menjadi Pengawas, maka ini akan tercatat sebagi amal ibadah untuk beliau.

 

3.1.a.8.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat (alias Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi pergerakan nasional Indonesia yaitu Taman Siswa   Sebagai seorang pemimpin kita harus memiliki konsep kepemimpinan tersebut, yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Tiga semboyan ini dicetuskan dan diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara di dunia pendidikan. Makna dari semboyan tersebut yakni Di depan, pemimpin harus menjadi contoh atau panutan. “Di depan, kita harus memberi teladan,” . Di tengah-tengah, pemimpin harus dapat memotivasi, menggugah semangat, kemauan dan niat. Di belakang, seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan arahan. Dari penjelasan makna Patrap Triloka diatas bisa kita gambarkan sebagai seorang pemimpin, kita juga harus mampu dalam mengambil keputusan-keputusan yang bijak dalam penerapan pembelajaran disekolah, karena sejatinya Guru merupakan aktor penting didalam menentukan langkah peserta didik guna mencapai masa depannya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Pendidik memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang terdidik melalui nilai-nilai luhur. Selain itu, guru adalah teladan yang perlu di dengar ucapannya dan ditiru perbuatannya serta Kemampuan menetapkan pilihan terbaik merupakan kompetensi yang diharuskan dimiliki oleh guru. Dengan menetapkan pilihan terbaik berarti guru telah mengambil sebuah keputusan. Keputusan yang diambil seorang guru baik itu tentang materi, langkah-langkah pembelajaran, strategi panilaian tentunya sangat menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Dengan pilihan yang sesuai tersebut akan menghiasi proses belajar mengajar di kelas yang efektif dan efisien, dan pada alkhirnya dapat menentukan prestasi belajar siswa

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Menurut saya cukup efektif pengambilan keputusan dalam sesi coaching yang sudah saya lakukan tersebut karena didalam sesi coaching ada keterkaitan dalam hal menentukan keputusan yang diambil baik itu bagi Guru maupun bagi peserta didik itu sendiri.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Nilai dan moral bukan hanya perbedaan tetapi juga memiliki keterkaitan dan hubungan yang saling berkaitan. Keterkaitan tersebut dapat dilihat bahawa ketika kita melakukan sesuatu yang bermoral maka kita telah melukan juga sesuatu yang bernilai. Dengan kata lain bahwa nilai memberiakan acuan atau pedoaman agar kita melakukan suatu perbuatan yang dianggap baik. seorang guru yang bermoral adalah pendidik yang mampu menjaga ucapan dan tindakan agar tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan dirinya dan peserta didiknya. Pendidik yang bermoral adalah mereka yang senantiasa tetap konsisten menjaga martabat baik profesinya serta mampu menunjukan perilaku, tindakan, dan apa yang keluar dari mulutnya dapat menimbulkan kebaikan bagi orang banyak

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Bawahan dapat memberikan masukan atas keputusan yang dibuat pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah,sehingga cara pengambilan keputusan didasarkan atas musyawarah.Keputusan sifatnya tidak semua bergantung pada pimpinan sekolah, yang mana seorang guru juga bisa membuat keputusan tetapi dalam taraf yang sewajarnya mengingat kita adalah sebagai bawahan. Kemudian Dalam pengambilan keputusan ataupun penyusunan kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah tentunya harus melibatkan bawahan sehingga keputusan bukan hanya mementingkan sebelah pihak saja (pimpinan). Jika hal-hal tersebut dapat dicapai dengan baik insha allah akan terciptanya lingkungan belajar yang positif aman dan nyaman karena lingkungan belajar adalah suatu tempat atau keadaan yang dapat mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia. Tentu, manusia tersebut adalah siswa sebagai subjek yang diteliti di lingkungan tersebut

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Mungkin salah satu kesulitan yang dihadapi adalah dilingkungan saya terdapat banyak sekali suku dan budaya yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi pola pikir dari manusia itu sendiri. Namun hal ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi mengingat Pelangi itu indah karena perbedaan warnanya.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengaruhnya tentu sangat kuat karena dalam mengambil keputusan kita sebagai guru benar-benar memikirkan, mengidentifikasi serta tidak gegabah untuk menentukan langkah apa yang paling baik dan cocok dalam hal membuat kebijakan yang tentunya berpihak pada murid-murid kita disekolah.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Tak jarang banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. tugas terpenting seorang pemimpin adalah membangun visi. Maksudnya disini adalah seorang pemimpin muncul dengan gambaran tentang kondisi masa depan yang ideal. Kemudian pemimpin akan menjelaskan visinya kepada para bawahannya. Kemudian seorang Pemimpin harus berusaha untuk menggerakkan dan terus memotivasi agar visi dari seorang pemimpin tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan adalah Penentu serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam jiwa seorang pemimpin tentunya dipenuhi dengan serangkaian pembuatan atau pengambilan keputusan-keputusan, baik  masalah yang skalanya besar maupun kecil. Pengambilan keputusan tidak hanya dilakukan oleh seorang Pimpinan, tetapi sebagai bawahan juga kita bisa dalam menentukan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dalam suatu permasalahan, Karena hal tersebut berdampak pada hal-hal yang sifatnya jangka pendek dan jangka panjang. Tentunya materi ini ada kaitannya dengan materi sebelumnya yakni tentang Coaching, karena didalam coaching tersebut sebagai seoarang coache kita dituntut untuk mengambil suatu tindakan guna menapaki langkah selanjutnya yang menurut kita terbaik untuk situasi saat ini maupun situasi yang akan datang.

 

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi – Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

CGP : Budidoyo, S.Pd.

asilitator : Titik Umiyati, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan adalah usaha untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Guru penggerak merupakan agen transformasi pendidikan menuju ke arah yang lebih baik dan berlandaskan pada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Untuk dapat menuntun siswa mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru penggerak diantaranya yaitu menuntun siswa dalam pembelajaran bak filosofi seorang petani dalam menumbuhkan tanamannya dengan penuh kasih sayang, menghamba pada sang anak, memahami kodrat anak (kodrat alam dan kodrat zaman), memperbaiki laku siswa agar selaras antara budi dan pekertinya, menjadikan siswa sebagai manusia yang merdeka.
Selain melakukan hal- hal di atas seorang guru penggerak harus memiliki 4 kompetensi wajib yaitu
  1. Memimpin pembelajaran
  2. Mengembangkan diri dan orang lain
  3. Memimpin pengembangan sekolah
  4. Memimpin manajemen sekolah

Guru penggerak juga memiliki nilai-nilai yang harus selalu diterapkan dan agar dapat menjadi teladan bagi rekan guru dan juga komunitasnya. Nilai-nilai tersebut antara lain yaitu.

  1. Mandiri
  2. Reflektif
  3. Kolaboratif
  4. Inovatif
  5. Berpihak pada murid

Peran guru penggerak di dalam pembelajaran dan pengembangan sekolahnya yaitu sebagai berikut :
  1. Berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan kepemimpinan murid.
  2. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.
  3. Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi dan berkolaborasi
  4. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual.
  5. Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan melibatkan orangtua.
  6. Mewujudkan profil pelajar Pancasila yang terdiri atas beriman, bertakwa kepada tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan kebhinekaan global.

1.2.a.7. Demonstrasi Konstektual – Nilai dan Peran Guru Penggerak

CGP : Budidoyo

Pendamping : Ambar Silowati

Fasilitator : Titik Umiyati

Guru pengerak seperti apakah saya?

Saya akan menjadi Guru pengerak yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik yaitu dengan berlandaskan  Profil Pelajar Pancasila, Guru Penggerak tidak terpaku dengan kurikulum yang ditentukan. Mereka juga melihat standar pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan mencocokkan dengan metode pengajarannya

Guru yang baik mampu menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi belajar,Melalui pembelajaran  dengan metode yang bermacam-macam sehingga tidak menimbulkan kebosanan siswa.

1 2 3